Minggu, 04 Januari 2009

Hipotermia dan Hipertermia

HIPOTERMIA

Suhu normal pada neonatus berkisar antara 360C - 37,50C pada suhu ketiak. Gejala awal hipotermia apabila suhu < 360C atau kedua kaki dan tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi teraba dingin, maka bayi sudah mengalami hipotermia sedang (suhu 320C - <360C). Disebut hipotermia berat bila suhu tubuh < 320C. Untuk mengukur suhu tubuh pada hipotermia diperlukan termometer ukuran rendah (low reading termometer) sampai 250C. Disamping sebagai suatu gejala, hipotermia dapat merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian.

Yang menjadi prinsip kesulitan sebagai akibat hipotermia adalah meningkatnya konsumsi oksigen (terjadi hipoksia), terjadinya metabolik asidosis sebagai konsekuensi glikolisis anaerobik, dan menurunnya simpanan glikogen dengan akibat hipoglikemia. Hilangnya kalori tampak dengan turunnya berat badan yang dapat ditanggulangi dengan meningkatkan intake kalori.

Etiologi dan faktor presipitasi

- Prematuritas

- Asfiksia

- Sepsis

- Kondisi neurologik seperti meningitis dan perdarahan cerebral

- Pengeringan yang tidak adekuat setelah kelahiran

- Eksposure suhu lingkungan yang dingin

Penanganan hipotermia ditujukan pada: 1) Mencegah hipotermia, 2) Mengenal bayi dengan hipotermia, 3) Mengenal resiko hipotermia, 4) Tindakan pada hipotermia.

Tanda-tanda klinis hipotermia:

a. Hipotermia sedang:

- Kaki teraba dingin

- Kemampuan menghisap lemah

- Tangisan lemah

- Kulit berwarna tidak rata atau disebut kutis marmorata

b. Hipotermia berat

- Sama dengan hipotermia sedang

- Pernafasan lambat tidak teratur

- Bunyi jantung lambat

- Mungkin timbul hipoglikemi dan asidosisi metabolik

c. Stadium lanjut hipotermia

- Muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang

- Bagian tubuh lainnya pucat

- Kulit mengeras, merah dan timbul edema terutama pada punggung, kaki dan tangan (sklerema)

HIPERTERMIA

Lingkungan yang terlalu panas juga berbahaya bagi bayi. Keadaan ini terjadi bila bayi diletakkan dekat dengan sumber panas, dalam ruangan yang udaranya panas, terlalu banyak pakaian dan selimut.

Gejala hipertermia pada bayi baru lahir :

- Suhu tubuh bayi > 37,5 C

- Frekuensi nafas bayi > 60 x / menit

- Tanda-tanda dehidrasi yaitu berat badan menurun, turgor kulit kurang, jumlah urine berkurang

Pengkajian hipotermia & hipertermia

1. Riwayat kehamilan

- Kesulitan persalinan dengan trauma infant

- Penyalahgunaan obat-obatan

- Penggunaan anestesia atau analgesia pada ibu

2. Status bayi saat lahir

- Prematuritas

- APGAR score yang rendah

- Asfiksia dengan rescucitasi

- Kelainan CNS atau kerusakan

- Suhu tubuh dibawah 36,5 C atau diatas 37,5 C

- Demam pada ibu yang mempresipitasi sepsis neonatal

3. Kardiovaskular

- Bradikardi

- Takikardi pada hipertermia

4. Gastrointestinal

- Asupan makanan yang buruk

- Vomiting atau distensi abdomen

- Kehilangan berat badan yang berarti

5. Integumen

- Cyanosis central atau pallor (hipotermia)

- Kulit kemerahan (hipertermia)

- Edema pada muka, bahu dan lengan

- Dingin pada dada dan ekstremitas(hipotermia)

- Perspiration (hipertermia)

6. Neorologic

- Tangisan yang lemah

- Penurunan reflek dan aktivitas

- Fluktuasi suhu diatas atau dibawah batas normal sesuai umur dan berat badan

7. Pulmonary

- Nasal flaring atau penurunan nafas, iregguler

- Retraksi dada

- Ekspirasi grunting

- Episode apnea atau takipnea (hipertermia)

8. Renal

- Oliguria

9. Study diagnostik

- Kadar glukosa serum, untuk mengidentifikasi penurunan yang disebabkan energi yang digunakan untuk respon terhadap dingin atau panas

- Analisa gas darah, untuk menentukan peningkatan karbondoksida dan penurunan kadar oksigen, mengindikasikan resiko acidosis

- Kadar Blood Urea Nitrogen, peningkatan mengindikasikan kerusakan fungsi ginjal dan potensila oliguri

- Study elektrolit, untuk mengidentifikasi peningkatan potasium yang berhubungan dengan kerusakan fungsi ginjal

- Kultur cairan tubuh, untuk mengidentifikasi adanya infeksi


2 komentar: